Teknik TRADING BREAKOUT DI SESI LONDON
Sebagai trader yang baru memasuki pasar, banyak yang sering mencari aktivitas harga yang pergerakannya cepat dan aktif. Sesi London pada jam 03.00 dini hari merupakan aktivitas transaksi yang paling banyak dilakukan para pelaku pasar untuk memulai transaksi di market. Sekitar 35% dari volume transaksi harian berada pada sesi ini.
Setelah sesi London beraktivitas, sekitar 5 jam kemudian sesi Amerika mulai dibuka.
Volume transaksi pada sesi Amerika dapat lebih besar atau lebih kecil karena ada faktor likuiditas pada masing-masing volume transaksi, dan hal ini disebabkan karena ada 2 pasar yang terbuka, sesi Eropa dan sesi Amerika. nah kali ini kita akan fokus pada sesi London, sebelum sesi AS dimulai.
Pasar Tokyo biasanya bergerak pelan mengarah ke sesi London. Dan karena harga mulai dibuka dari penyedia likuiditas yang berbasis di Inggris, para pedagang biasanya dapat melihat peningkatan volatilitas dengan memperhatikan pergerakan market yang sedikit lebih cepat dibanding sesi Asia.
Ketika harga mulai memasuki sesi London, ratarata pergerakan harga pada masing-masing pasangan mata uang utama sering ada peningkatan. Di bawah ini adalah analisis pada EURUSD berdasarkan time.
Perhatikan pergerakan rata-rata setelah sesi Asia ditutup:
Support dan resistance mungkin jauh lebih mudah ditembus di sesi Eropa daripada sesi Asia (biasanya volatilitas sesi Asia lebih rendah). Pada sesi London, ketika para pelaku pasar salah dalam open posisi, SL dapat menutup transaksi lebih cepat. Namun, ketika para pelaku benar, biasanya keuntungan akan didapatkan secara maksimal dan banyak.
Cara Trade Breakouts selama Sesi London
Trading Breakout selama sesi London sama seperti trade breakout di sesi lain, dengan harapan pergerakan market saat ini memiliki likuiditas dan volatilitas harga yang tinggi.
Melihat para pedagang dalam melakukan transaksi dengan strategi breakout, banyak dari pelaku pasar akan mencari titik Support dan Resisten untuk transaksi perdagangan mereka.
Grafik di bawah ini akan menggambarkan strategi breakout lebih terinci.
Seperti yang Anda lihat, Titik Support yang kuat ditemukan pada EURUSD di 1.3000, ini memungkinkan mereka untuk melakukan open posisi ketika harga telah menembus garis support.
Yang perlu diperhatikan dalam masalah ini adalah mengenai manajemen risiko.
Trader dapat menutup transaksi ketika garis support tidak bisa tertembus, dengan asumsi harga kembali pada harga sebelumnya. Cara yang terbaik adalah dengan melakukan cut loss. Tapi jika harga dirasa kuat untuk melanjutkan trend setelah titik support tertembus, ini dapat dimanfaatkan trader untuk mengumpulkan profit yang cukup banyak.
Dari gambar di atas, pedagang bahkan tidak perlu indikator untuk menunjukkan support, cukup dengan memperhatikan price action pada market saja.
Untuk memudahkan analisa, trader dapat menggabungkan pivot point, fibonacci, atau indikator lain ke dalam sistem trading. Intinya adalah bahwa trader bisa memprediksi dengan nyaman dan memiliki rasa percaya diri dalam menentukan titik Support atau Resisten dalam analisa.