-->

Teknik Trading Menggunakan Banyak Time Frime

 Banyak trader forex profesional menggunakan metode esktensif yang meliputi pemanfaatan banyak timeframe, dan cara ini lumayan efektif. 

Untuk bertrading dengan banyak timeframe, trader pertama-tama harus melihat timeframe dalam jangka panjang, seperti chart bulanan (monthly) atau mingguan (weekly) untuk mengetahui trend secara umum. Ini sebenarnya cukup mudah; jika tren secara umum naik, maka Anda harus membuka posisi buy, sedangkan bila trend secara umum turun, maka pasang posisi sell.



Selanjutnya adalah menengok timeframe yang lebih pendek, seperti di chart H4 atau H1 untuk mencari peluang trading. Sebagaimana saya ungkapkan diatas, jika jika tren secara umum naik, maka Anda harus membuka posisi buy; tetapi ini tidak lantas berarti Anda sama seklai tidak boleh membuka posisi sell.

 Akan selalu ada kesempatan untuk terjadinya pergerakan melawan trend yang akan membuka kesempatan bagi Anda untuk bertrading. Misalnya saat ada arus uptrend kuat, maka retracement minor ke arah bawah bisa menjadi peluang trading potensial. Terakhir, lihatlah timeframe yang lebih rendah, seperti chart 15M untuk memastikan titik entri yang tepat.

Bagi seorang day trader, maka biasanya tidak memantau chart harian, dan malah menggunakan chart H4 serta H1 untuk menengok trend secara umum. Kemudian, mereka akan menengok chart M15 dan M5 untuk mencermati jika disana ada kesempatan trading yang muncul. Tentu saja, ini bisa berbeda-beda, semua tergantung pada berapa lama Anda mau memegang trading itu.


Hal yang membuat trading dengan banyak timeframe menjadi powerful adalah kemampuannya untuk meletakkan trader pada sisi yang benar di pasar, sekaligus menunjukkan peluang-peluang entri yang tersedia. Dalam salah satu buku favorit saya karya Dr. Alexander Elder, ia menjelaskan tentang metode "Triple Screen" yang digunakan dalan pemanfaatan banyak timeframe, lengkap dengan detailnya.

Dalam buku Come Into My Trading Room: A Complete Guide to Trading, Elder menuturkan:

"Triple Screen menyelesaikan kontradiksi antara indikator dan timeframe. Mencapai keputusan strategi pada chart jangka panjang, menggunakan indikator trend-following — ini adalah screen pertama. Kemudian berlanjut pada pembuatan keputusan taktis tentang entri dan exit pada chart intermediate, menggunakan oscillator — ini screen kedua. 

Kemudian menyediakan beberapa metode untuk menempatkan order buy dan sell — ini adalah screen ketiga, yang bisa kita terapkan dengan menggunakan chart intermediate maupun chart jangka pendek."

"Dimulai dari memilih timeframe favorit Anda, yaitu chart mana yang Anda sukai untuk digunakan, dan sebutlah itu 'intermediate'. Kemudian kalikan lima jangka-nya untuk menemukan timeframe jangka panjang Anda.

 Terapkan indikator trend-following pada chart untuk mencapai keputusan strategis untuk membuka posisi long, short, atau menyingkir dari pasar. Menyingkir dari pasar (tidak membuka trading) juga salah satu posisi yang bisa diambil. Jika chart jangka panjang menampilkan bullish atau bearish, kembalilah ke chart intermedate dan gunakan oscillator untuk menemukan poin-poin entri dan exit ke arah yang sama dengan yang ditunjukkan oleh trend jangka panjang. Pasang target profit dan stop loss sebelum beralih ke chart jangka pendek, jika ada, untuk meningkatkan kualitas entri dan exit."

Mari saya beri contoh. Untuk trading dengan stratgei ini, trader akan memulai dengan timeframe favoritnya, katakanlah chart H4, dan menyebutnya "intermediate". Untuk mendemukan chart jangka panjang-nya pada timeframe berapa, maka kalikan dengan lima (atau 4, atau 6). Dengan demikian, chart jangka panjang bisa jadi chart harian (H4 chart x 5 = H20, H20 itu berhubungan dekat dengan chart harian/D1). Sedangkan untuk mendapatkan chart jangka pendek-nya, maka chart intermediate harus dibagi 4-6. Sehingga, chart jangka pendek dalam contoh ini bisa jadi chart H1 (H4 chart ÷ 4 = H1 chart).

Chart jangka panjang harus menjadi screen pertama dimana Anda bisa berfokus pada trend dan menggunakan indikator seperti Moving Averages, MACD, atau trendline untuk memutuskan apakah Anda akan membuka posisi buy atau sell, atau tidak bertrading karena pasar tidak sedang trending. Chart intermediate merupakan screen kedua yang bisa diaplikasikan Stochastics atau RSI untuk mengidentifikasi zona entri pullback. Terakhir, pada chart jangka pendek, atau screen ketiga, Anda mencari breakout support/resisten yangs esuai dengan arah yang ditunjukkan oleh trend jangka panjang untuk memandu entri trading.

Strategi triple screen ini benar-benar bagus. Saya selalu melakukannya; periksa timeframe yang lebih tinggi terlebih dahulu sebelum membuka posisi trading pada

timeframe yang lebih rendah. Bertrading forex dengan hanya satu timeframe saja itu seperti trading buta; Anda tidak akan mengetahui apa yang terjadi pada kondisi yang lebih besar.


Related Posts