-->

Naked Trading, Trading Tanpa Indikator

Trading tanpa indikator, atau kadang disebut juga Naked Trading, merupakan suatu teknik bertrading forex berdasarkan pengamatan atas pergerakan harga saja, tanpa menerapkan indikator teknikal apapun di atas chart. 

Banyak trader menggunakan teknik naked trading ini di karenakan mereka beralasan indikator yang ada adalah penipu, lagging atau telat memberi sinyal, juga indikator sebenarnya mencerminkan keadaan harga setelah terjadi. sehingga sebenarnya indikator itu menipu.

Disamping itu, penggunaan indikator yang banyak juga bisa membingungkan dan tidak enak di pandang.


Dalam hal ini, trading tanpa indikator merupakan alternatif yang lebih unggul. Daripada pusing mencari indikator yang cocok dengan gaya trading Anda, kenapa tidak mempelajari Price Action dan Price Pattern saja? Selain dua topik tersebut, pola-pola candlestick juga bisa mendukung trading tanpa indikator.

Pasar bullish maupun bearish, pada dasarnya yang menentukan bukanlah indikator, melainkan harga. Demikian pula apakah seorang trader akan profit atau loss juga bergantung pada harga. Dengan melucuti indikator dari chart, maka trader dapat berfokus pada pergerakan harga itu sendiri. Memang tak semua trader bisa melakukannya, tetapi tak sedikit pula trader yang mampu trading tanpa indikator.

Nah ada beberapa teknik trading tanpa menggunakan indikator.


1. Mengidentifikasi Swing High/Swing Low

Swing adalah titik-titik pembalikan di atas chart yang biasanya terdiri dari level-level High dan Low yang muncul di sekitar Support dan Resisten. Identifikasi swing dapat dilanjutkan dengan melabeli setiap swing dengan empat kategori:

- Higher Low (HL)

- Higher High (HH)

- Lower High (LH)

- Lower Low (LL)



2. Definisikan Kondisi Pasar Saat Ini

Identifikasi tersebut akan membantu Anda mendefinisikan kondisi pasar. Pada umumnya, ada tiga jenis kondisi pasar:

- Uptrend/Bullish: serangkaian HH dan HL.

- Downtrend/Bearish: serangkaian LL dan LH.

- Ranging/Sideways/Konsolidasi: tak ada rangkaian swing spesifik, dan biasanya terbentuk pattern seperti Wedges, Triangle, Head and Shoulders, dan lain-lain.

Untuk mendefinisikan kondisi pasar ini, Anda sama sekali tak membutuhkan indikator. Ikuti saja aturan umumnya: Pasar yang trending adalah pasar yang membentuk rangkaian Higher High dan Higher Low, atau pasar yang membentuk rangkaian Lower

Low dan Lower High. Jika HL, HH, LH, dan LL tak bisa ditentukan dengan mudah, berarti kemungkinan kondisi pasar sedang ranging atau choppy.

3. Putuskan Akan Bertrading Atau Tidak

Setelah mampu membaca kondisi pasar di atas chart, Anda tentu akan bisa memutuskan apakah akan bertrading atau tidak. Dalam hal ini, jika pasar tengah trending bullish, bisa relatif mudah untuk diputuskan nanti akan buy. Atau bila pasar bearish, jelas bisa ditentukan arah potensialnya sell.

Namun, ketika kondisi sideways, choppy, atau flat karena menantikan rilis News penting, maka akan sulit untuk menentukan entry maupun mematok exit, sehingga Anda boleh jadi memilih untuk tidak bertrading saja. Walaupun, ada beberapa alternatif trading saat pasar konsolidasi yang bisa ditempuh jika tetap ingin trading.


4. Identifikasi Titik-Titik Pembalikan Dan Koreksi

Dalam kondisi pasar trending, Anda bisa coba masuk pasar saat harga mengalami koreksi dari tren besarnya, atau dengan kata lain, "buy dips in uptrends and sell rallies in downtrends". Atau, tandai level-level support dan resistance untuk digunakan sebagai patokan titik pembalikan dan koreksi.


Penggunaan level Support dan Resistance ini juga dapat dilengkapi dengan pemahaman tentang:

- Formasi candle penting seperti Pin Bar, Fakey, dan Inside Bar.

- Pola chart yang umum dalam pasar forex

- Pola-pola Candlestick

Ketika level-level Support dan Resistance dirasa kurang meyakinkan, maka pemahaman mengenai  hal itu dapat membantu Anda untuk trading tanpa indikator.


5. Tunggu Sinyal Trading Muncul

Langkah terakhir adalah menunggu hingga muncul suatu sinyal trading yang dapat dieksekusi. Dalam cara trading tanpa indikator, sinyal itu seringkali berupa formasi candle yang menandakan reversal maupun terjadinya breakout.

Salah satu jenis sinyal candlestick paling populer untuk analisa price action dan trading tanda indikator semacam ini adalah menggunakan pin bar. Selain itu, ada pula Shooting Star, Hammer Bullish, serta Tweezer Top and Bottom, dan lain-lain.

Selanjutnya, untuk menentukan titik Exit, Anda bisa mengkustomisasinya sendiri, baik itu dengan prinsip Equal Waves, berdasarkan rasio Risk/Reward, maupun alternatif lainnya tanpa menerapkan indikator di atas chart.

6. Susun Rencana Trading Tanpa Indikator

Tulis langkah-langkah trading tanpa indikator ini berikut pola-pola yang Anda pahami sebagai sinyal trading, dalam sebuah kertas atau checklist. Pastikan Anda mentaati semua itu dan tidak mudah dirayu oleh inspirasi sesaat yang tak jelas dasarnya.

7. Jaga Kepala Tetap Dingin

Bagi pengguna cara trading tanpa indikator, pengendalian psikologis menghadirkan tantangan tersendiri, karena akan sangat mudah untuk "memaksakan" ilusi kita tentang pergerakan harga, meski di atas chart aslinya tidak ada apa-apa. Oleh karena itu, Anda harus sungguh-sungguh berkepala dingin dalam pengambilan keputusan trading dan tak berusaha untuk mengada-adakan sinyal trading.

Ada banyak peluang untuk profit di pasar forex, tetapi peluang itu tak selalu hadir tiap hari. Juga ada kalanya Anda sebaiknya menghindar dari pasar. Hal-hal ini hanyalah beberapa dari berbagai realita dan dinamika yang perlu dihadapi semua trader, apapun teknik tradingnya.

Untuk saat ini sekian dulu pembahasan mengenai trading tanpa indikator, silahkan di pahami dulu yang ini, lain waktu akan kita bahas teknik lain nya trading tanpa indikator yang lebih maknyos, semoga profit

0 Response to "Naked Trading, Trading Tanpa Indikator"

Post a Comment